Sabtu, Februari 09, 2013

Tahun Baru Imlek dan Lampion

Bagi orang Tionghoa secara tradisi berlaku dua penanggalan Gongli 公历 atau Yangli 阳历 yaitu kalender umum (Masehi/Calender Gregorian) dan Nongli 农历/ Imlek atau Yinli 阴历. Kalender Gregorian berdasarkan perhitungan peredaran Matahari disebut juga Kalender Baru atau Xingli 新历, sedang Kelender Yinli berdasarkan perhitung peredaran Bulan, maka disebut juga Moon/Lunar Calender. Yinli ini dihitung mulai lahirnya Khonghucu pada tahun 551SM. Jadi tahun 2013 + 551 sama dengan Tahun Imlek/ Yinli tahun 2564. Sehingga kadangkala oleh orang Tionghoa dalam dialek Hokkian disebut Kongcu-lek.
Tahun baru Imlek atau yang biasa disebut Shincia dengan logat Hokkian atau Chunjie 春节dalam Mandarin adalah hari pertama penggantian tahun dari penanggalan Imlek. Hari raya ini dirayakan sejak hari pertama hingga hari ke 15 bulan satu imlek. Tahun 2013 ini jatuh pada tanggal 10 Pebruari, mulai hari ini disebut Tahun Ular Air.

Konon Kalender Imlek ini pertama kali diciptakan oleh Huangdi 黄帝/ Kaisar Kuning, Kaisar Pertama di Tiongkok (Kaisar Kuning/ 黄帝 huangdi tahun sebelum 2070 SM), yang dianggap Raja Agung dan Nabi bagi Agama Khonghucu. Kalender ini dilanjutkan oleh Kaisar berikutnya Xia Yu 夏禹 (kira- kira tahun 2070 SM-1600 SM) yang juga dianggap Nabi dalam Agama Khonghucu. Tapi dengan ditumbangkannya Kaisar Xia oleh Kaisar Shang 商 (tahun 1600-1046 SM) sistim kalender diganti. Tahun baru dimajukan satu bulan, sehingga yang semula Tahun Baru jatuh pada awal Musim Semi, menjadi jatuh pada akhir Musim Dingin. Dinasti Zhou周 menggantikan Shang pada tahun 1046 SM (berdiri hingga tahun 256 SM), sistim kalender ini diganti lagi, tahun barunya jatuh pada garis edar matahari pada titik 23,5 derajat Lintang Selatan atau pada tanggal 22 Desember penanggalan masehi, saat ini merupakan puncak musim dingin (dikenal dengan hari sembayang Onde atau 冬至dongzhi; ronde = butiran dibuat dari tepung ketan, dimakan bersama wedang jahe).

Selanjutnya setiap penggantian dinasti, seperti Qing, Han, sistim diganti juga. Hanya pada Dinasti Han (206SM-220M), kaisar Han Wu Di memerintahkan Kalender Imlek ini untuk kembali pada sistim Xia sama dengan yang digagaskan oleh Khonghucu. Untuk menghormati Nabi Khonghucu maka tahun kelahiran Khonghucu (551SM) ditetapkan sebagai Tahun ke 1/ pertama Imlek. Maka kini kalender Imlek adalah Tahun 2564 (2013Masehi). Sehingga dapat dikatakan bahwa perayaan Tahun Baru Imlek sebetulnya adalah Perayaan Umat Khonghucu.

Dalam Agama Khonghucu, Khonghucu (bahasa Indonesia)/ Kongzi 孔子/ Confusicus (Latin) diakui sebagai Nabi terakhir dari agama ini. Lahir pada hari ke 28 bulan 8 tahun 0001 Imlek (551SM). Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Pebruary Kalender Umum/masehi. Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah, disebut tahun kabisat (闰年 run nian). Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek). Hari Genta Rohani (冬至 dongzhi) 22 Desember penaggalan masehi, Qingming (清明 5 April penanggalan masehi), Qing Di Gong 清帝公 (8/9- bulan 1 Imlek).

Agama Ru/ Khonghucu adalah agama humanisme, agama hubungan antar manusia, agama orang kudus. Agama Ru tidak terlepas dari pengaruh perkembangan kebudayaan orang Tionghoa. Dimana pada umumnya mereka percaya bahwa seseorang setelah meninggal maka rohnya akan meninggalkan jasadnya, jika orang tersebut adalah orang baik akan menjadi Roh baik dan jika orang ini hidupnya jahat akan menjadi Roh jahat. Dalam agama Ru yang disembah tidak hanya Nabi Khonghucu saja. Misalnya pada saat Qing Ming atau Ceng Beng (dialek Hokkian), umat agama Khonghucu mengadakan sembayangan kepada leluhurnya, nyekar membersihkan kuburan leluhur. Orang Tionghoa sudah menjadi tradisi memiliki Altar Sembayangan leluhur dirumah, biasanya yang disembayangi tidak hanya leluhur saja tetapi termasuk tokoh-tokoh sejarah yang dianggap kudus.

Lampion, konon berasal dari zaman dinasti Xi Han 西汉 (tahun 206 SM – 9 M) kira-kira 1800 tahun yang lalu, sudah menjadi tradisi setiap Hari Raya Imlek dipajang lampion-lampion di rumah-rumah atau perkarangan atau tempat umum misalnya di taman, kebun, jalan-jalan, lorong-lorong dan lain sebagainya. Lampion ini telah menjadi tradisi bagi orang Tionghoa sebagai simbol kebahagiaan, yang dipasang untuk event-event kegembiraan berwarna merah, dan lampion putih terbuat dari rangka bambu untuk simbol bela sungkawa. Dalam perkembangannya, lampion digambari dan dihiasi ornamen-ornamen macam-macam, dan huruf-huruf kaligrafi. Lampion ada yang terbuat dari kertas, kain, kulit binatang, dan dari bordiran-bordiran kain sutra dan lain-lain.

Lampion gaya Chuanchiu 泉州式灯笼
Lampion gaya Fuchuo 福州式灯笼-又称为伞灯
Lampion segi empat

Lampion ini sangat erat hubungannya dengan kehidupan orang Tionghoa, lampion digantung di Kelenteng-kelenteng, ruang tamu rumah, dan tempat lain seperti telah disebutkan diatas. Namun yang terbuat dari kertas dapat dikatakan dimulai sejak di Tiongkok ditemukannya teknik pembuatan kertas oleh Cailun 蔡伦 pada zaman dinasti Han Timur ( 东汉donghan tahun 25-220 M ). Lampion bagi orang Tionghoa tidak saja sebagai lampu penerangan atau lentra, tapi sudah menjadi simbol.

Namun yang paling menonjol adalah dipasang pada perayaan Shincia hingga Cap Go Meh. Tapi sejak zaman Han hingga Tang, lampion benar-benar sebagai simbol penyambutan hari raya imlek. Saat dinasti Ming Zhu Yuan Chang (tahun 1368 - 1644 M) pendiri dinasti ini, ketika memproklamirkan ibu kota negara di Nanjing diadakan Lampion air, dimana ribuan lampion diambangkan di aliran sungai Qinhuaihe 秦淮河. Kemudian setiap tahun diadakan pesta lampion, tapi sejak berdirinya Republik Tiongkok pesta ini memudar, sehingga ahli-ahli pembuat lampion juga berkurang, namun kini rupanya mulai digalakkan lagi.

Ada juga tradisi disaat hari raya imlek, membawa Lampion sebagai simbol untuk medambakan untuk mendapatkan anak lelaki atau putra, karena lafal kata Mandarin yang berdekatan yang mempunyai arti mendapat putra. Denglong 灯笼 – Tianding 添丁.

Pada zaman kuno di Tiongkok, setiap tahun pada permulaan dimulai masuk sekolah pada bulan 1 Imlek, sekolah-sekolah digantungi lampion-lampion yang disumbang oleh orangtua murid-murid, dan secara simbolik dinyalakan oleh kepala sekolah atau guru, disebut Kai’deng 开灯. Yang mempunyai makna murid-murid agar mempunyai masa depan yang cemerlang sepanjang hidupnya. Kemudian hari menjadi tradisi dilakukan setiap Tahun Baru Imlek hingga Cap Go Mek ( Hari 1 s/d 15 ).  Sumber net