JAMBI - Hampir disetiap kelenteng menggelar prosesi Po Un, ritual tersebut sudah menjadi salah satu tradisi bagi warga Tionghoa. Tradisi tersebut sudah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Tionghoa, meskipun ada perbedaan dalam tatacara pelaksana di masing-masing kelenteng, ada yang hanya membawa pakaian lalu di stempel saja tanpa yang bersangkutan mengikuti ritual (asal-asalan yang penting bagi mereka adalah tanda jasa alias angpao), selain itu ada juga pihak ketiga yang tidak berkaitan mengikuti tradisi warga Tionghoa tanpa mengikuti etika.
Menurut Ketua Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) kelenteng “Sai Che Tien”, The Kien Peng (Darmadi Tekun), berlokasi di Rt. 02 Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, bahwa “Ritual ini bertujuan untuk memohon keselamatan kepada Tie Kong (Tuhan) dan peserta yang hendak Po Un membawa pakaian yang akan digunakan oleh umat seusai mengikuti dalam ritual Po Un”.
Tambah Darmadi, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu. Jadi, warga Tionghoa yang beragama Khonghucu selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng setiap tahun”. katanya.
Pada hal tujuan Po Un, yakni memohon keselamatan kepada Penguasa Alam Semesta (Tuhan). “Ada beberapa shio yang bertentangan dengan shio Macan yang jatuh tepat pada 2013 ini. Maka, orang yang memiliki shio yang bertentangan tersebut harus ikut dalam ritual Po Un ini,” katanya.
Selanjutnya bahwa dari beberapa ritual yang telah dilakukan di kelenteng maupun tempat-tempat lainnya, semua itu ada perbedaan dalam pelaksanaan dari masing-masing penyelenggara (kelenteng).
Bahwa ritual tersebut sudah dilakukan sejak ribuan tahun silam (sebelum masehi) oleh umat Khonghucu di China. Sehingga untuk mempertahankan ritual tersebut, sampai saat ini warga Tionghoa tetap menggelar acara tersebut. Mereka percaya bahwa setiap orang yang lahir memiliki chiong/ kias dari masing-masing shio. Maka chiong inilah yang harus dicocokkan dengan shio setiap orang dan shio setiap tahunnya, seperti tahun ini jatuh pada tahun Ular Air, jadi yang chiong dengan shio Ular Air adalah shio Babi, terus shio Anjing ciong Tai Sui, shio Kambing ciong Song Un (tidak boleh menghadiri/ melihat mayat), shio Ayam ciong Go Kui (Hantu), shio Kerbau ciong (Peh Houw/ Macan Putih), Kerinci ciong Thien Kauw (Anjing Langit).
Dalam tradisi Tionghoa kuno dikenal sebuah upacara Po Un. Banyak kalangan salah tafsir dikira sama dengan Ci Suak. Padahal dua hal yang berbeda sama sekali. Po = menambah, Un = energi, artinya Un Gie (menambah energi). Karena itu mestinya dilakukan hanya pada orang yang habis kena jiong (sengkala). (Romy)