Sabtu, Februari 09, 2013

Makna Hari Raya Imlek (#1)

Hari Raya Imlek (yinli xin nian) jatuh pada tanggal 1 bulan 1 tahun Imlek (cia gwee che it) bertepaan dengan pergantian tahun Imlek yang berdasarkan perhitungan lunar (peredaran bulan) yang dikombinasikan dengan perhitungan berdasarkan peredaran matahari dan pergantian musim dari musim dingin ke musim semi, maka penanggalan Imlek ini banyak digunakan petani dan nelayan yang pekerjaannya sangat tergantung dan berhubungan dengan alam dan musim, maka kalender ini juga disebut nungli (nongli) yang artinya kalender untuk petani. Bila kita perhatikan bahwa menjelang hari raya Imlek biasanya turun hujan, panen buah-buahan seperti duku, rambutan, mangga, manggis, durian dan lain-lain, juga panen ikan bandeng, udang dan hasil laut lainnya.
Imlek diartikan memasuki musim semi di belahan bumi bagian utara, maka disebut sebagai pesta musim semi. Musim semi mempunyai makna meninggalkan musim yang dingin, gelap dengan pohon-pohon yang gundul, memasuki musim yang hangat, terang dengan pohon yang bersemi. Di Indonesia berarti memasuki musim tanam menyongsong musim hujan yang merata.

Hari raya Imlek bukan saja dirayakan oleh umat Khonghucu, melainkan dirayakan oleh masyarakat Tionghoa yang beragama lain dan kepercayaan, karena mempunyai makna pengucapan syukur atas berkat dan kelimpahan pada tahun yang lalu dan permohonan berkat dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa ditahun yang akan datang, maka Imlek bisa disebut sebagai hari pengucapan syukur kepaya Tien (Tuhan).

Bagi umat Khonghucu biasanya melakukan ibadah (sembahyang) di kelenteng-kelenteng, miao tang atau littang untuk bersembahyang dan menyerahkan darma berupa uang atau beras untuk pengurus rumah ibadah dan fakir miskin, ibadah bisa juga dilaksanakan tepat pada hari raya Imlek. Kebaktian dengan tema Imlek. Sambung......