KUALA TUNGKAL - Banyak caranya orang-orang melakukan amal kebaikan dengan membangun tempat-tempat ibadah. Bagaimana caranya menilai besar kecilnya "Bibit Kebaikan" yang ditanamkan oleh seseorang.? "Menanam bibit baik atau benih kebajikan" ialah melakukan amal kebaikan.
Akibat ruang tempat ibadah umat Khonghucu yang sudah tidak mampu menampung jumlah umat yang ada di Kuala Tungkal, maka Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Leng San Keng yang beralamat di Jalan Prof. Dr. Sri Soedewi, Rt. 21, Kelurahan Tungkal Harapan, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjungjabung Barat, Provinsi Jambi.
Untuk memberikan pelayanan kepada umat Khonghucu di Kuala Tungkal, mau tidak mau Makin Kelenteng Leng San Keng yang dikomandani Alex Tay harus membangun tempat ibadah (Kelenteng) baru yang jaraknya tidak begitu jauh dari kelenteng lama.
Menjelang terbitkan ijin bangunan dari Bupati Tanjung Jabung Barat keluar, Makin Kelenteng Leng San Keng melakukan penimbunan tanah merah dilokasi kelenteng baru, pasalnya lokasi kelenteng baru merupakan daerah rawah-rawah. “Sebelum ditimbun tanah merah, terlebih dahulu tahan rawah-rawah dialasin kayu celucup (sejenis kayu yang tahan air), baru ditimbuh tanah merah.”
Ujar Ketua Makin Leng San Keng, Alex Tay, melakukan menimbunan tanah merah agar sebelum membangun kelenteng, kita akan lakukan Tek Tui (bahasa hok kien) yang artinya mencari posisi induk bangunan kelenteng melalui petunjuk sang Shen Ming (dewa), “Kita tunggu ijin Bupati Tanjab Barat, baru lakukan Tek Tui” kata Alex Tay diserah melihat pekerja menimbun tanah.
Jelaslah bahwa beramal adalah harus dengan sungguh mengerjakannya, "Beramal" jangan memikirkan keuntungan, disinilah "Pintu menanamkan kebajikan".
Selain Kelenteng Leng San Keng, sebagai tempat ibadah umat Khonghucu bagi yang beragama khonghucu juga bisa sebagai ojek wisata bagi masyarakat khususnya Tanjab Barat dan umumnya masyarakat tanah air Indonesia, “Ini memang suatu hal yang menggembirakan bagi umat Khonghucu Kuala Tungkal.” (Romy)
Untuk memberikan pelayanan kepada umat Khonghucu di Kuala Tungkal, mau tidak mau Makin Kelenteng Leng San Keng yang dikomandani Alex Tay harus membangun tempat ibadah (Kelenteng) baru yang jaraknya tidak begitu jauh dari kelenteng lama.
Menjelang terbitkan ijin bangunan dari Bupati Tanjung Jabung Barat keluar, Makin Kelenteng Leng San Keng melakukan penimbunan tanah merah dilokasi kelenteng baru, pasalnya lokasi kelenteng baru merupakan daerah rawah-rawah. “Sebelum ditimbun tanah merah, terlebih dahulu tahan rawah-rawah dialasin kayu celucup (sejenis kayu yang tahan air), baru ditimbuh tanah merah.”
Ujar Ketua Makin Leng San Keng, Alex Tay, melakukan menimbunan tanah merah agar sebelum membangun kelenteng, kita akan lakukan Tek Tui (bahasa hok kien) yang artinya mencari posisi induk bangunan kelenteng melalui petunjuk sang Shen Ming (dewa), “Kita tunggu ijin Bupati Tanjab Barat, baru lakukan Tek Tui” kata Alex Tay diserah melihat pekerja menimbun tanah.
Jelaslah bahwa beramal adalah harus dengan sungguh mengerjakannya, "Beramal" jangan memikirkan keuntungan, disinilah "Pintu menanamkan kebajikan".
Selain Kelenteng Leng San Keng, sebagai tempat ibadah umat Khonghucu bagi yang beragama khonghucu juga bisa sebagai ojek wisata bagi masyarakat khususnya Tanjab Barat dan umumnya masyarakat tanah air Indonesia, “Ini memang suatu hal yang menggembirakan bagi umat Khonghucu Kuala Tungkal.” (Romy)