Rabu, Juni 02, 2010

Tradisi Upacara Api Homa 火烘

JAMBI - Banyak cara menuju ke Roma, demikian juga dalam hal mengirimkan doa-doa serta mengirimkan sesajian buat arwah orangtua, leluhur maupun keluarga yang telah tiada.

Bagaikan pohon yang berguguran daun sebagai tanda memasuki musim gugur dan musim dingin selalu bisa berubah warna, pemandangan musim gugur berubah menjadi lebih berwarna dan berlimpah ruah. Rabu sore (2/6), sejak pukul 17.30, ratusan umat Buddha telah menghadiri lokasi upacara Api Homma di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Dengan sabar umat Buddha menanti kehadiran Bhiksu Hai Tao dan Chien Xi dari Taiwan.

Sebelum prosesi Api Homa dilakukan, terlebih dahulu umat Buddha mengikuti pembacaan parita yang dipimpin oleh Bhiksu Hai Tau Fa Se dan Chien Xi dari Taiwan, selanjutnya satu persatu umat Buddha memasukan sesajian ke dalam api sambil berdoa.

Makna Api Homma adalah mempersembahkan makanan, minuman dan kebutuhan pokok sehari-hari kepada arwah orangtua, sanak famili, keluarga atau leluhur yang berada dialam kegelapan, seperti, duniawi dihuni oleh manusia sedangkan alam baka dihuni oleh arwah/ roh yang telah wafat. Masing-masing mempunyai kebutuhan, manusia membutuhkan makanan atau minuman untuk bertahan hidup dan lain sebagainya, demikian juga dengan mahkluk-mahkluk yang ada dialam kegelapan.

Kebutuhan mereka layaknya kebutuhan manusia, seperti makanan dan minuman, namun bila manusia makanan dan minuman, dimakan atau diminum sedangkan mahluk (arwah) hanya mengambil intisari dari makanan ataupun minuman didalam makanan/ minuman yang dipersembahkan anak maupun keluarganya. Selain itu kita (manusia) tidak dapat melihat mereka (mahkluk halus), terkecuali jikalau mempunyai indra keenam. (Rom)