Senin, Mei 24, 2010

Amitabha Adakan Pemandian Rupang Buddha

JAMBI - Menjelang perayaan Hari Raya Waisak 2554?BE 2010, para penganut Buddha mulai memadati vihara di Jambi, Minggu pagi di Yayasan Buddha Amitabha, umat terus mendatangi tempat ibadah yang berada di Jalan Halim Perdana Kusuma, pusat Kota Jambi itu sejak pagi (23/5).

Tempat peribadatan tersebut tampak ramai hingga kendaraan pengunjung hampir tak tertampung di lahan parkir, dan beberapa kendaraan menjejali badan jalan."Kami melakukan sembahyang menjelang Waisak bersama teman-teman," kata Acu, seorang umat. Ia mengatakan, setiap menjelang perayaan Waisak di yayasan Amitabha senantiasa adakah acara pemandian rupang Buddha.

Sebelum prosesi pemandian dilaksana, para jamaah terlebih dahulu membaca sakra pendek (doa) yang dipimpin bhikkhu Wu Wen dan setelah itu baru dilangsungkan pemandikan rupang yang diawali oleh bhikkhu, ketua yayasan Amitabha, Wang Lie Kui dan umat. “Semua kegiatan ini dilakukan secara bergantian,” beber Asiang. Selama dimandikan, di patung rupang yang diletakkan diatas rangkaian bunga telatai, kemudian patung itu diletakkan di atas sebuah altar. Sedangkan di hadapan rupang terdapat air untuk memandikan rupang, bunga-bunga dan buah-buahan.

Mandi rupang adalah kegiatan rutin umat Buddha menjelang Waisak. Rupang adalah sebuah patung kecil yang wujudnya fisik Buddha. Berdasarkan sejarahnya, ketika dilahirkan ke atas dunia ini, Buddha rupang langsung berjalan sebanyak tujuh langkah. Istimewanya lagi, setiap langkahnya selalu ditumbuhi bunga teratai.

Upacara mandi rupang diawali dengan sembahyang atau puja bhakti oleh para jamaah, kemudian satu persatu jemaah menyirami rupang Buddha yang ditempatkan di atas altar. (rom)