Sabtu, Maret 13, 2010

15 Pengprov Pexi, Bertempur Diatas Papan Catur

JAKARTA – Lima Belas Pengprof Pexi hari ini pada kumpul di Hotel Omni Batavia di Jl Kali Besar Barat No 44-46, Jakarta.

Kejurnas Xiangqi setanah air diikuti dari berbagai usia, mereka terlihat asyik menatap meja, tepatnya ke papan bergaris yang membentuk 64 kotak lengkap dengan 32 benda bulat bertuliskan kanji atau karakter China. Tampak diwajah mereka sangat serius karena secara diam-diam mereka menghitung strategi untuk mematikan lawan. Disisi lain, kegiatan yang sama juga tengah berlangsung.

Permainan tersebut disebut masyarakat Tionghoa Xiangqi atau Catur Gajah. Permainan catur gajah ini bukan sekadar olahraga tapi juga merupakan budaya Tionghoa yang sudah ada turun temurun. papan xiangqi berbentuk kotak yang berbeda dengan catur yang biasa (catur internasional). Demikian pula dengan buah caturnya.

Jika dalam catur biasa buah catur berbentuk sesuai dengan peran, maka catur gajah menggunakan buah catur dalam bentuk bulat yang terbuat dari kayu. Di atasnya buah catur tertulis hurup kanji/ karakter China sesuai dengan peran. Bermain xiangqi seperti sebuah pertempuran antara satu negara dengan negara lain, apalagi di papan permainan ini dua istana, istana dari 16 buah catur berwarna merah dan hitam, dibatasi sebuah sungai.

Xiangqi (catur gajah) ini menggunakan beberapa nama binatang untuk menjaga istana, seperti Pau (meriam), Jiong (raja), Shi (menteri), Xiang (gajah), Ma (kuda), Ce (benteng) dan Zut (bidak/pion). Posisi raja berada didalam kotak (istana) didampingi dua menteri, dua gajah, dua kuda, dan dua benteng. dua meriam ditengah-tengah istana serta dilindungi lima pion,

Xiangqi merupakan salah satu jenis permainan rakyat yang berkembang menjadi sebuah cabang olahraga. Di Indonesia permainan ini sempat terhenti ketika Orde Baru yang membatasi ruang gerak warga Tionghoa, sehingga kebudayaan China kurang berkembang, termasuk catur gajah ini.

“Catur ini hasil pengembangan dari catur di Asia Tengah. Usianya sudah lebih dari 2500 tahun. Khalifah Harun Al’rasyid membawa catur ini sampai ke Eropa dan di Tiongkok catur ini dibawa oleh pedagang. Nah, di tempat itu catur dimodifikasi sesuai dengan kebudayaan masing-masing. Di Tiongkok jadinya, Xiangqi / Catur Gajah”.

Harapan kedepan PB PEXI dapat meningkatkan perannya sebagai induk olahraga Xiangqi di tanah air Indonesia, terus berkembang agar tidak ada lagi jurang yang memisahkan generasi penerus dari berbagai kalangan masyarakat.

Menurut Ketua Umum PB PEXI, Taher Ferdian, bahwa, “Xiangqi perlu kembangkan dikalangan generasi muda, agar bangsa kita memiliki pemain muda yang tangguh,”
namun semua itu perlu adanya kerja sama dari pengurus. (rom)