Rabu, Mei 06, 2009

Penjualan Daging babi Merosot Tajam Di Jambi

JAMBI – Akibat imbas isu virus influnza A(H1N1) atau virus flu babi yang merebak di beberapa negara, penjualan daging babi di pasar tradisional Angso Duo Kota Jambimerosot tajam.


Kondisi ini dikeluhkan para pedagang daging babi, karena sejak maraknya pemberitaan di media cetak dan elektronik tentang penyebaran virus influnza A(H1N1) atau virus flu babi, hingga membuat konsumen mereka pada ketakutan untuk mengkonsumsi daging babi.


Hal ini di keluhkan oleh para pedagang babi di Pasar Lopak Angso Duo Kota Jambi, lantaran omzet penjualan daging mereka merosot tajam pasca maraknya pemberitaan virus influnza A(H1N1).


Ada sebagian masyarakat yang justru tidak menghiraukan isu virus flu babi, seperti Madiana “kan flu babi belum masuk ke Indonesia, mengapa mesti takut, asal kondisi kita tidak dalam sakit,“ imbuhnya.


Sedangkan Aman (47) yang telah 29 tahun sebagai pedagang babi di pasar Lopak Angso Duo, mengatakan, “sejak maraknya pemberitaan tentang virus influnza A(H1N1), penjualan babi merosot tajam, biasanya di kawasan pasar Angso Duo sehari potong daging putih 12 sampai 13 ekor, kini 7 ekor saja tidak habis,” harga perkilo pada umumnya kisaran Rp. 25.000, kini menjadi Rp. 22.000/ Rp. 23.000. katanya. (Rom/Nug)