Secara Geografis Wilayah Muaro Jambi sebagian besar berada di daerah aliran sungai Batanghari. Beberapa abad silam daerah ini sudah dikenal menjadi jalur perdagangan baik antara suku bangsa di nusantara maupun asing seperti China, India, Persia, Arab, Eropa serta negeri-negeri di wilayah Asia Tenggara. Keberadaan situs Muaro Jambi diketahui untuk pertama kalinya dalam literatur barat dari laporan seorang perwira angkatan laut kerajaan Inggris bernama SC. Crooke pada tahun 1883.
Ia mendapat tugas melakukan pemetaan hidrologi dan pencatatan daerah-daerah di sepanjang sungai batanghari untuk kepentingan militer. Pada tahun 1935 FM Schnitger mengunjungi Muaro Jambi. Ia menambahkan informasi tentang Candi Gumpung, Candi Tinggi, Gunung Perak, Gudang Garem, Gedong I dan Gedong II. Schnitger adalah sarjana pertama yang menghubungkan situs Muaro Jambi dengan kerajaan melayu ( Mo-lo-yeu) yang disebut-sebut dalam naskah Cina abad XVII.
Baru pada tahun 1954 situs ini diteliti ahli-ahli purbakala Indonesia yang dipimpin oleh R. Soekmono dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mereka menyimpulkan adanya hubungan antara situs ini dengan Kerajaan Sriwijaya. Baru pada tahun 1975 tahap awal pemugaran kompleks percandian mulai dilaksanakan oleh Direktorat Sejarah dan Purbakala, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sedang pemugarannya baru dimulai pada tahun 1978 oleh Ditlinbinjarah dengan sasaran Candi Tinggi sebagai objek pertamanya dan selesai tahun 1987.
Selanjutnya berturut-turut Candi Gumpung dari 1982-1988, Candi Astano dari 1985-1989, Candi Kembar batu dari 1991-1995, Candi Gedong I dari 1996 sampai sekarang. Bangunan-bangunan candi dan bekas reruntuhan di situs Muaro Jambi menunjukkan di masa lalu wilayah ini pernah menjadi pusat peribadatan agama Buddha Tantrayana.
Candi Gumpung :
Candi Gumpung terletak di pusat kunjungan wisata percandian Muaro Jambi. Kompleks candi dikelilingi pagar tembok keliling dengan gapura masuk di sisi timur. Ciri candi ini pada salah satu sisi tangga terdapat arca Makara dan di halaman candi ditemukan arca Prajnaparamita.
Candi Tinggi :
Kompleks Candi Tinggi terletak sekitar 200 M timur laut Candi Gumpung. Bangunan candi menghadap ke selatan. Halaman candi dikelilingi pagar dengan gapura utama di sisi timur.
Candi Astano :
Candi Astano terletak sekitar 1,250 meter sebelah timur. Candi ini lebih unik dari candi yang lain. Mempunyai 12 sisi yang merupakan perluasan bangunan candi yang sebelumnya berukuran lebih kecil.
Candi Kedaton :
Kompleks candi ini terletak disebelah utara jalan raya sebelum pintu gerbang wisata situs Muaro Jmbi. Merupakan kompleks candi terbesar di situs Muaro Jambi, menghadap ke utara dengan arsitektur unit terdapat isian batu kerikil.
Kolam Telago Rajo :
Kolam ini berukuran 100 X 120 meter dengan kedalaman 2 – 3 meter dari permukaan tanah. Kemungkinan besar kolam ini pada masa lalu berfungsi sebagai waduk persediaan air ( reservoir )
Bahwa setiap Bulan Suci Waisak ada ribuan umat Buddha dari Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) melakukan ritual ke Candi Muaro Jambi, bahkan tahun 2007 dilaksanakan, namun sangat disayangi bila hendak mencapai ke Candi Muaro Jambi harus menempuh perjalanan darat lebih kurang satu setengah (1½) jam karena kondisi jalan rusak ( berlobang), untuk menuju ke Candi selain lewat darat dapat juga dilakukan melalui Sungai Batanghari dengan jarak tempu dua (2) jam lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar