Jumat, Maret 29, 2013

Dalam Semalam, Jutawan Menjadi Orang Miskin

SYDNEY, KOMPAS.com - "Situasi buruk, buruk sekali." kata John Demetriu (65) sambil menghapus air matanya. "Saya kehilangan semua uang saya." John Demetrius sekarang tinggal di sebuah desa nelayan, Liopetri di Siprus, namun selama 35 tahun sebelumnya dia tinggal di Bondi Junction di Sydney, dimana dia bekerja selama bertahun-tahun menjual perhiasan asli maupun imitasi.
Dia meninggalkan Siprus di tahun 1970-an ketika kawasan itu terlibat konflik dengan Turki, membawa istri dan anak-anaknya ke Australia. Di tahun 2007, dia kembali ke Siprus untuk pensiun dengan dana sekitar 1 juta dolar (lebih dari Rp 10 miliar) seluruh simpanannya. Dia berencana untuk membiayai pendidikan beberapa cucunya - yang tinggal di Siprus - agar bisa ke universitas. Dia juga harus membiayai ongkos kesehatannya karena memiliki gangguan jantung.

Bunga dari tabungannya cukup untuk pensiun dengan nyaman dan kadang melakukan perjalanan ke Australia. Dia juga sempat ingin membeli kapal. Semuanya itu belum sempat dilakukannya, namun sekarang semuanya itu tidak ada lagi. "Bila saya memutuskan untuk tinggal, saya memang akan membangun rumah. Namun sayangnya, saya tidak membuat keputusan tersebut. Hari Jumat, ketika hendak tidur, saya masih kaya, namun ketika bangun, saya jadi miskin." kata John Demetriu kepada harian Sydney Morning Herald hari Jumat (29/3/2013).

Seluruh uang simpanannya ada di Bank Laiki, bank yang menjadi korban utama dari paket penyelamatan ekonomi Siprus yang dibuat oleh Uni Eropa. Laiki akan ditutup. Mereka yang memiliki tabungan kurang dari 100 ribu Euro akan dipindahkan ke Bank of Cyprus. Mereka yang memiliki lebih dari itu, dipastikan tidak akan mendapatkan kembali uang mereka, karena seluruh aset bank tersebut akan diambil alih oleh para kreditor.

Minggu lalu, John mendengar rumor bahwa bank itu dalam kesulitan, dan dia kemudian menemui manajernya di Aiya Napa yang merupakan temannya, dan bertanya apakah dia harus memindahkan tabungannya. "Jangan khawatir, tidak ada masalah di sini," kata sang manajer.

"Sekarang, saya tidak bisa tidur. Saya hanya bisa jalan ke sana kemari memikirkan keluarga saya." tambah John. Anak John, George pindah ke Siprus di tahun 1990 mengatakan situasi ini sangat buruk bagi ayahnya. "Saya masih bisa kembali ke Australia. Namun ayah saya tidak bisa, karena dia memiliki gangguan jantung. Dia tidak memiliki rumah di sini. Dia sekarang hanya punya 100 ribu Euro untuk pensiun." kata George.

John masih memiliki harapan tipis. Semua uangnya disimpan dalam dolar Australia di bank tersebut, bukan dalam bentuk euro, sehingga berharap masih ada pengecualian. Namun kantor bank tersebut sudah ditutup, sehingga dia tidak bisa mendiskusikan hal itu dengan siapapun.

"Saya sekarang ini seperti duduk di atas arang menunggu kata orang apakah akan terbakar atau tidak. Ini bukan uang dari Rusia, atau uang gelap, ini adalah uang saya." tambah John Demetriu.

Menurur laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, terdapat sekitar 5.000 warga Australia keturunan Siprus di sana. Kebanyakan adalah para veteran yang dulu menikmati pembangunan ekonomi pesat di tahun 1950-an, atau mereka yang menghindari perang di tahun 1974 namun sekarang kembali untuk pensiun.

Konsul jendral Australia di Nicosia sudah mendapatkan banyak pertanyaan dari para warga berstatus warga negara ganda tersebut. Mereka sekarang diminta membuka akun baru sehingga pensiun mereka bisa dibayarkan. "Sekarang ini mereka yang paling terkena dampaknya adalah warga Australia yang memiliki rekening di Laiki Bank atau Bank of Cyprus. Untuk saat ini, kami belum perlu melakukan tindakan khusus." kata seorang pejabat konsul Australia di sana.

http://internasional.kompas.com/read/2013/03/29/08454735/