JAKARTA – Setiap negara memilik tradisi, adat istiadat, dan kesenian yang berbeda-beda, itu merupakan ciri khas dari setiap negara, salah satu kesenian asal China yang nyaris dilupakan generasi masa kini.
Kesenian Nan Ing sudah ada sejak jaman kerajaan Dinasti Tang (Tiongkok) sudah ada sejak seribu lima ratus tahun yang lalu, kesenian tersebut untuk menghibur raja dimasa lalu.
Kesenian Nan Ing nyaris punah ditelan jaman, namun berkat ketanggapan Pemerintah China, maka disetiap sekolahan mulai dari tingat SD, SMP dan SMA diwajibkan untuk melestarikan kesenian tersebut.
Untuk kesenian Nan Ing juga dikembangkan oleh Yayasan Oriental sejak tahun 1984, waktu itu, kesenian Nan Ing dimainkan oleh generasi tua untuk mengisi waktu senggang, karena ada larangan segala kesenian yang berbau China oleh Pemerintah Orba, maka kesenian tersebut dimainkan di kelenteng sebagai mengisi acara keramaian tempat ibadah. “waktu itu segala kesenian dilarang oleh Pemerintah Orba, maka kesenian Nan Ing kita adakan di kelenteng untuk mengisi waktu “ ujar salah satu pemain kesenian Nan Ing”.
Ujar Wakil Ketua Yayasan Oriental, Adi Supargo, “kesenian Nan Ing telah ada sejak jaman Dinasti Tang, seribu lima ratus tahun yang silam, kala itu kesenian Nan Ing hanya untuk menghibur raja, sedangkan kesenian tersebut baru terbentuk di Indonesia sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, waktu itu kita hanya untuk menghibur diri dan mengisi waktu senggang”.
Selanjutnya kata Adi Supargo, saat ini anggota kita telah bertambah, bahwa generasi muda juga mulai berminat untuk bergabung, seperti yang kita lihat saat ini, ada puluhan remaja turut memeriahkan Munas PEXI ke-III di Hotel Batavia Jakarta. (Rom)