Senin, Maret 16, 2009

Petugas BKSDA Jambi menemukan Jejak Harimau

JAMBI - Menurut analisa dari Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Didy Wurjanto murkanya harimau akibat dari perambahan hutan di kawasan habitat harimau, mau tidak mau harimau tergeser ke barat daya, dilokasi tersebut terdapat perkebunan kelapa sawit masyarakat, lantaran tidak dapat berburu mangsanya, saat ketemu dengan ilegal logger (para pemalak liar) di camp-camp dalan hutan, maka merekalah sasasan kemarahan harimau.

Kawasan teritori harimau sumatera perbatasan antara Jambi dan Sumatera Selatan, Desa Muara Medak, Bayung Lencir, Musi Banyuasin, yang berbatasan dengan Jambi.

Hampir 100.000 hektar areal hutan produksi yang menjadi habitat harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, telah dirusak oleh perambah dan pembalak liar (logger). Inilah yang menyebabkan maraknya konflik antara harimau dan manusia dalam dua bulan terakhir

Menurut Didy, dengan maraknya pembalakan liar dalam hutan produksi ini, didorong oleh pelebaran jalur pengangkutan kayu oleh PT Wira Karya Sakti yang belum lama ini membuka hutan tanaman industri. Lantaran habitat Harimau terganggu, akhirnya Harimau melakukan eksekutor terhadap para pemalak liar (logger).

Selain itu tim kemarin (12/3) juga menemukan bekas jejak kaki harimau sumatera yang memasuki kawasan perkebunan sawit warga pal 3 Muara Medak Kecamatan Bayung Lincir, jejak tersebut diperkirakan adalah harimau jantan, oleh karena itu Kepala BKSDA Jambi, Didy Wurjanto kepada warga masyarakat Muara Medak, Sungai Gelam apabila kebetulan melihat harimau berkeliaran maupun memangsa manusia harap dapat melaporkan ke BKSDA Jambi, Polisi terdekat dan Kepala Dusun (Rom)