JAMBI – Sebagai insan yang berbudi sudah selayaknya saling sayang menyayangi, baik terhadap sesama manusia maupun terhadap mahluk lain seperti satwa (hewan) dari kepunahan.
Untuk melestarikan maupun mengembang biakan satwa-satwa diantaranya ikan dan kura-kura dari kepunahan, kemarin (16/02) Bhiksu Hai Tao dari Taiwan bersama ratusan umat Buddha yang tergabung di Yayasan Amitabha Jambi melepaskan ratusan burung, ikan dan kura-kura kehabitan aslinya atau yang dikenal dengan sebutan Fang Shen (artinya Fang = Menyelamatkan, Shen = Nyawa). Adapun tujuan dari pelepasan satwa kehabitan aslinya, adalah untuk menjegah satwa-satwa tersebut dari kepunahan, sehingga satwa yang dilepaskan dapat berkembang biak.
Adapun lokasi pelepasan satwa dilakukan mulai pukul 16.00 di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Manurut penuturan pengurus Yayasan Amitabha, Mei Mei, bahwa Fang Shen kelap kali banyak di salah artikan seperti menyembuhkan penyakit, memberikan rezeki & panjang umur. Sebenarnya semua itu sama sekali salah. Jadi pengertian Fang Shen yang sebenarnya adalah membantu mahluk hidup melepaskan dari penderitaan/keterikatan.
Maka dari itu sikap mahluk hidup tak pernah lepas dari rasa tolong menolong termasuk tumbuh-tumbuhan. Seandainya mereka bisa berbicara tolong jangan siksa saya dan janganlah membunuh diri saya.
Begitu pula dengan kehidupan manusia yang berprinsip yaitu sejahat-jahatnya itu manusia masih memiliki hati nurani atau pepatah lain mengatakan yaitu segalak-galaknya srigala masih mempunyai rasa cinta kasih.
Karena manusia tidak ada yang hidup sempurna dan juga tak pernah luput dari kesalahan dan dosa, maka dari itu sering kali mendengar pepatah yang bijaksana dari sang Buddha yaitu “ Sabhe Shanta Bhasantu Sukhitahta ( semoga semua mahluk hidup baik yang nampak maupun tak tampak hidup berbahagia ).