Sekitar dua ratus lima puluh peserta yang mengikuti Atthasila, Umat yang mengikuti Atthasila dari Singapure, Jakarta, Sumatera Utara (medan), Sumatera Selatan (palembang), Kabupaten Tanjungjabung Barat (tungkal) dan kota Jambi,
Atthasila 八關齋戒 atau delapan sila merupakan pengembangan dari pancasila Buddhis.
Atthasila berisikan latihan untuk membantu seseorang terlepas dari berbagai kebutuhan terhadap wewangian, perhiasan, hiburan serta hal-hal yang bersifat memanjakan nafsu.
Salah satu latihan atthasila adalah dengan tidak makan setelah lewat tengah hari. Orang yang melaksanakan atthasila diperkenankan makan pada pagi dan siang hari saja. Sedangkan pada sore hari, ia harus berpuasa makanan. Ia hanya dapat minum teh ataupun kopi serta beberapa jenis minuman tertentu selain susu.
Yang Diperbolehkan dalam Atthasila
- Sehubungan pelaksanaan Atthasila, apakah jenis makanan dan minuman yang masih diperbolehkan untuk dikonsumsi?
- Apakah pemakaian gel perapi rambut dan dasi masih diperkenankan?
- Apakah perbedaan pelaksanaan Atthasila pada hari biasa dengan hari Uposatha?
Sebenarnya untuk Atthasila masih terkait juga dengan pengendalian diri. Sedangkan pengendalian diri, salah satunya adalah, yaitu : Indriya-samvara (pengendalian indera dalam menanggapi objek). Di dalam latihan pengendalian diri, seyogyanya pemakaian sesuatu tidak dimaksudkan untuk meningkatkan lobha, dosa, moha.
Minuman, juga ada ketentuannya, antara lain : tidak mengandung partikel sisa bila berbentuk juice. Dan buah yang diperbolehkan untuk juice bagi komunitas Bhikkhu tertentu adalah yang bukan tergolong grain. Yang termasuk grain, adalah The great fruit, antara lain: palmyra, kelapa, nangka, breadfruit, bottle gourd, white gourd, muskmelon, semangka, squash
Apabila hal ini menjadi tuntutan hidup karena pekerjaan, maka pada hari pelaksanaan sila masih bisa digunakan walau tidak harus dengan bau atau warna yang menyolok. Atau, kalau ingin lebih mudah, lakukanlah atthasila pada hari yang tidak terikat dengan segala wewangian maupun perhiasan.
Seseorang yang mempunyai sakit maag juga dapat tetap melaksanakan atthasila. Jika terasa lapar, ia dapat minum teh manis. Ia bahkan dapat minum madu murni sehingga ia dapat terhindar dari sakit maag.
Latihan atthasila yang bukan merupakan keharusan ini sangat baik dijadikan tambahan latihan pengendalian diri oleh para umat Buddha di waktu yang memungkinkan. Biasanya, saat melaksanakan atthasila, ia membaca paritta kebaktian terlebih dahulu di pagi hari dan membaca atthasila beserta artinya.
Sejak saat itu, ia telah bertekad melaksanakan atthasila.