Jumat, Januari 16, 2009

MAKNA TAHUN BARU YIN LI

(XIN ZHENG/SIEN CIA)

BAGI UMAT AGAMA KHONGHUCU

Di lingkungan umat Khonghucu dan Tri Darma khususnya atau lebih luas di dalam masyarakat Tionghoa, bahkan di dalam lingkungan bangsa-bangsa di Asia Timur, merayakan hari Tahun Barunya, meskipun mungkin ada sebutan yang berbeda tetapi adalah sama di dalam sistem penanggalannya; yaitu pada tanggal 1 bulan satu Iemlik / Yin Li, yang selalu jatuh pada bulan baru antara 21 Januari sampai 19 Februari, atau antara saat hari Tai Han / Da Han, (Great Cold - Saat Terdingin) sampai dengan hari Hi Swi / Yu Shui, (Spring Showers - Hujan Musim Semi).

Imlik artinya Penanggalan yang berdasar peredaran bulan. Sebaliknya Yanglik / Yang Li, berarti penanggalan yang berdasar peredaran matahari. Penanggalan Iemlik tiap bulan tanggal satu selalu jatuh pada bulan baru dan pada tanggal 15 adalah bulan purnama. Karena bulan mengelilingi bumi lebih kurang 29 ½ hari maka tiap bulan terdiri atas 29 atau 30 hari. Penanggalan Yanglik mengutamakan pembagian bulannya untuk disesuaikan dengan peredaran musim. Maka satu tahunnya disesuaikan dengan letak matahari dalam masa satu tahun yang lebih kurang 365 ¼ hari. Penanggalan Iemlik kita meski disesuaikan dengan peredaran rembulan tetapi dicocokkan pula dengan peredaran matahari. Maka cocok untuk menentukan bulan baru dan purnama tetapi juga cocok untuk menentukan peredaran musim. Oleh karena itu sesungguhnya kurang lengkap kalau hanya dinamai Iemlik, kiranya lebih tepat dinamai Iem-Yang Lik / Yin-Yang Li, . Untuk mencocokkan dengan peredaran matahari tiap 5 tahun diadakan 2 kali bulan Kabisat - Lun Gwee / Run Yue, , yang dalam setahunnya berisi 13 bulan.

Ada beberapa sebutan untuk penanggalan Iemlik kita itu. Nama aslinya ialah He Lik / Xia Li, atau Penanggalan Dinasti He / Xia, . Dinamai He Lik karena Dinasti He (2205 - 1766 s.M.) adalah yang pertama-tama dicatat telah menggunakan secara resmi penanggalan ini. Nama sebutan lain ialah Long Lik / Nong Li, , artinya Penanggalan Petani, karena penanggalan ini Tahun Barunya dimulai saat menjelangnya musim semi, dan perhitungan-perhitungan musimnya sangat cocok untuk para petani. Dinamai pula Khongcu Lik / Kongzi Li, 孔子 atau Penanggalan Nabi Khongcu karena penggunaannya kembali secara resmi sejak jaman Raja Bu / Wu, (140 - 86 s.M.) dari Dinasti Han,汉 (206 - 220 s.M.), yang menetapkan bulan baru pada saat bulan Kian Ien / Jian Yin, hari pertama sebagai permulaan Tahun Baru. Hal ini berdasarkan Sabda Nabi Khongcu yang terdapat di dalam Kitab Lun Gi / Lun Yu, XV : 11 (Gan Yan / Yan Yuan, bertanya bagaimana mengatur pemerintahan. Nabi bersabda, “Pakailah penanggalan Dinasti He....................”).

Mengapakah Nabi Khongcu sampai mengucapkan sabda itu dan bagaimanakah Raja Han Bu Tee / Han Wu Di, sampai menetapkan kembali pada tahun 104 s.M. saat Thai Cho / Tai Chu, bulan Kian Ien / Jian Yin sebagai permulaan tahun penanggalan resminya? Baiklah kami berikan penjelasannya.

Nabi Khongcu yang hidup pada jaman Dinasti Ciu / Zhou, (1122 - 255 s.M.) merasakan bahwa sistem penanggalan yang dipakai Dinasti Zhou itu kurang sesuai untuk kepentingan rakyat banyak yang hidup sebagai petani, yang Tahun Barunya ditetapkan mulai bulan baru sekitar hari Tangcik / Dongzhi, 冬至 (Winter Soltice - Pertengahan Musim Dingin).

Pada jaman Tiga Dinasti (Sam Tai / San Dai, ) yaitu He / Xia, (2205 – 1766 s.M.), Siang (Ien) / Shang (Yin), (1766 – 1122 s.M.), dan Ciu / Zhou, (1122 – 255 s.M.) menjadi tradisi tiap dinasti menggunakan sistem penanggalan yang lain. Perbedaan penanggalan ini terutama adalah mengenai saat hari Tahun Barunya.

Dinasti He menetapkan Tahun Barunya pada saat Kian Ien / Jian Yin, (saat kejadian manusia), Cia Gwee / Zheng Yue, yang sekarang ini. Dinasti Ien / Yin, (1766 - 1122 s.M.) menetapkan saat Kian Thio / Jian Chou, (saat kejadian bumi), yaitu bulan baru atau tanggal satu Cap-ji Gwee / Shi-er Yue, 十二 yang sekarang ini. Dan Dinasti Ciu menetapkan saat Kian Cu / Jian Zi, (saat kejadian langit), yaitu bulan baru Cap-iet Gwee / Shi-yi Yue, 十一 atau tepatnya saat Tangcik (22 Desember). Di dalam penghidupan rakyat jelata pada jaman dahulu penetapan saat Tahun Baru memegang peranan penting karena penetapan itu menjadi pedoman mereka menyiapkan pekerjaan di dalam tahun mendatang. Pada jaman kuno itu tidak ada catatan penanggalan yang dimiliki oleh rakyat sendiri, karena tidak ada alat-alat tulis seperti sekarang. Mereka menanti saat-saat datangnya Tahun Baru dari petugas kerajaan yang tiap Tahun Baru memberitakan maklumat-maklumat raja. Di dalam Kitab Su King / Shu Jing, Bagian Kitab Dinasti He ditulis : “Tiap tahun pada saat datang permulaan musim semi (Bing Chun / Meng Chun, ) diperintahkanlah orang dengan membawa Bok Tok / Mu Duo, (Genta logam yang dipukul dengan kayu / canang) berjalan sepanjang jalan.” (untuk menyampaikan amanat-amanat itu). Sebagai yang kita ketahui Dinasti He menetapkan Tahun Barunya pada saat menjelang musim semi, maka utusannya pun dikirim pada saat itu. Demikian pula Dinasti Ien atau Siang / Shang, yang menetapkan Tahun Barunya pada akhir musim dingin atau Kwi Tang / Ji Dong, dan Dinasti Ciu menetapkan Tahun Barunya pada pertengahan musim dingin atau Tiong Tang / Zhong Dong, atau Dong Zhi (tibanya musim dingin). Maka mereka akan mengutus orangnya juga pada bulan yang sesuai dengan penetapannya itu. Kini dapat kita simpulkan Dinasti He jauh lebih bijaksana karena berita datangnya Tahun Baru tepat sebagai perintah segera menyiapkan pekerjaan untuk tahun mendatang. Sedangkan Dinasti Ien dan Ciu rakyat masih harus menanti satu - dua bulan melewatkan musim dingin.

Nabi Khongcu yang di dalam seluruh hidupnya mencurahkan perhatian untuk kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat, maka dapat kita pahami mengapa beliau bersabda kepada Gan Hwee / Yan Hui, tentang pemerintahan yang baik dianjurkan menggunakan penanggalan Dinasti He. Terhadap anjuran Nabi Khongcu itu sudah barang tentu tidak ada raja atau rajamuda-rajamuda Dinasti Ciu yang mau menerimanya, karena penanggalan adalah lambang suatu Dinasti. Benar kemudian Dinasti Ciu runtuh pada tahun 255 s.M. dan berdiri Dinasti Chien / Qin, (255 - 206 s.M.) yang juga mengganti sistem penanggalannya, tetapi saat Tahun Barunya justru dimajukan sebulan lagi, jadi bulan Cap Gwee / Shi Yue, yang sekarang.

Dinasti Chien tidak lama memerintah, baru turun pada kaisar yang kedua, Ji Si Hong Tee / Er Shi Huang Di, Dinasti Chien telah ditumbangkan oleh seorang pemberontak dari Negara Cho / Chu, yang bergelar Cho Pa Ong / Chu Ba Wang, bersama rekannya yang bernama Lau Pang / Liu Bang, . Setelah musnah Dinasti Chien, terjadi pertengkaran antara 2 pemimpin pemberontak itu. Cho Pa Ong akhrinya kalah dan berdirilah Dinasti Han dengan Lau Pang sebagai rajanya dan bergelar Han Koo Co / Han Gao Zu, . Raja-raja Dinasti Han nampaknya mula-mula selalu sibuk dengan urusan-urusan militer maka mengenai perubahan penanggalan dll. urusan sipil tidak terlalu mendapat perhatian. Meskipun demikian terdapat suatu perbedaan besar antara Dinasti Chien dan Dinasti Han. Kalau pada jaman Dinasti Chien umat dan tokoh-tokoh agama Khonghucu menderita penganiayaan dan dikejar-kejar tetapi pada jaman Dinasti Han mereka mendapatkan kedudukan yang baik. Kalau pada jaman Dinasti Chien sampai pun Kitab-kitab Suci kita diperintahkan dibakar dan dimusnahkan (213 s.M.) tetapi pada jaman Dinasti Han pemerintah membantu pengumpulannya kembali dengan didirikannya jawatan-jawatan khusus untuk keperluan itu.

Bahkan pada jaman Raja Bu / Wu (140 - 86 s.M.) agama Khonghucu ditetapkan sebagai agama negara. Sistem ujian negara untuk mengganti sistem keturunan bagi jabatan-jabatan penting yang sesuai dengan jiwa ajaran Nabi Khongcu dilaksanakan, dengan mata pelajaran dasar adalah Kitab-kitab Suci kita. Dan pada tahun 104 s.M. sistem penanggalan yang disabdakan Nabi Khongcu yaitu yang menggunakan sistem penanggalan Dinasti He diresmikan sebagai penanggalan negara. Demikianlah penggunaan sistem penanggalan Dinasti He menjadi suatu lambang kemenangan perjuangan dan semangat umat Khonghucu di dalam mengembangkan ajaran Nabi Khongcu.

Semenjak jaman Dinasti Han, meskipun dinasti yang satu runtuh diganti dengan dinasti yang lain, tetapi sistem penanggalan yang resmi di Tiongkok tidak berubah lagi sampai akhir Dinasti Bwanching / Manqing, (1922 M) ketika sistem penanggalan resmi diubah menjadi Yang Lik oleh pemerintah Republik Tiongkok.

Ajaran Agama Khonghucu sesuai dengan semangat yang diajarkan di dalam Kitab Tiong Yong (XXX : 4) / Zhong Yong, : “Maka gema namanya meliput seluruh Tiongkok, terberita sampai ke tempat Bangsa Ban / Man, dan Bek / Mo, sampai kemana saja perahu dan kereta dapat mencapainya, tenaga manusia dapat menempuhnya, yang dinaungi langit, yang didukung bumi, yang disinari matahari dan bulan, yang ditimpa salju dan embun, semua makhluk yang berdarah dan bernafas, tiada yang tidak menjunjung dan mencintaiNya.” Demikianlah ajaran Nabi Khongcu kemudian tersebar sampai di Korea, Jepang, Asia Tenggara dll. Maka sistem penanggalan He Lik ini juga digunakan di dalam kehidupan keagamaan di antara umatnya. Di Korea, Jepang, Vietnam, Birma, meskipun dengan nama yang diucapkan berbeda-beda tetapi merayakan hari Tahun Baru yang sama. Ketika berkembang agama Buddha dan Taoisme di Tiongkok pada permulaan tarikh Masehi mereka juga menyesuaikan hari-hari besarnya dengan menggunakan penanggalan Iemlik atau He Lik ini. Sebagai contoh, umat Buddha di Indonesia disamping merayakan hari lahir, hari mencapai penerangan dan hari mencapai parinirwana dari Sang Buddha pada bulan purnama bulan Mei (hari Waisyak) mereka merayakan hari lahir Sang Buddha pada tanggal 8 Si Gwee / Si Yue, , hari mencapai penerangan pada tanggal 8 Cap-ji Gwee / Shi-er Yue, dan hari mencapai parinirwana pada tanggal 15 Ji Gwee / Er Yue, . Demikianlah penanggalan Iemlik - He Lik atau Khongcu Lik ini menjadi lambang persaudaraan di antara umat agama Khonghucu, Buddha dan Taoisme.

Dari uraian diatas ini hari Tahun Baru Iemlik mempunyai makna penting :

a). Bagi umat Khonghucu menjadi lambang semangat perjuangan dan kemenangan di dalam berusaha membina kehidupan agamanya.

b). Menjadi lambang persaudaraan di antara umat Ji Kau / Ru Jiao, 教,Hud Kau / Fo Jiao, 教,Too Kau / Dao Jiao, , dan kini mungkin lebih luas lagi dalam lintas agama.

Selamat bahagia memasuki Tahun Baru 2560 / 2009, berlaksa perkara terselenggara seperti yang diharapkan.

Gong He Xin Xi, Wan Shi Ru Yi / 恭賀新禧 , 萬事如意.

Maha Besar Tuhan Khalik Semesta Alam,

Tuhan senantaisa melindungi Kebajikan !

Huang Yi Shang Di, 帝,

Wei TIAN You De ! !

Shanzai !

Sebelum kami akhiri uraian ini, baik kiranya kita ketahui pula sedikit tentang upacara-upacara sekitar perayaan Tahun Baru Imlek. Di dalam acara-acara perayaan Tahun Baru Iemlik dapat kita urutkan demikian :

1). Tanggal 24 Cap - Ji Gwee : Upacara mengantar Co Kun Siang Thian ( Malaikat Dapur naik ke langit pada saat Cu Si, yaitu antara jam 11.00 sampai jam 01.00 malam ).

Coo Kun adalah malaikat yang mempunyai peranan penting di dalam keluarga, karena meskipun tempatnya di dapur, tetapi adalah yang menilik segenap isi keluarga dan wenang melaporkan kepada THIAN sehingga boleh menurunkan berkah atau hukuman bagi keluarga. Di dalam Kitab Lun Gi III : 13 tertulis :

Ong Sun-ke bertanya : “Apakah maksud peribahasa ‘Daripada bermuka-muka kepada Malaikat Oo ( Penjaga sudut rumah barat-daya ) lebih baik bermuka-muka kepada Malaikat Co.’ ?” Nabi bersabda, “Itu tidak benar, siapa berbuat dosa kepada THIAN tiada tempat meminta do’a.”

Maksud sabda Nabi disini ialah, kalau kita merawat altar Co Kun, menghormati Co Kun, hormatilah dengan keluhuran budi, jangan dengan hati yang dipenuhi sifat mencari keuntungan saja. Co Kun adalah makhluk suci yang tidak akan berbuat tidak benar menurut keinginan nafsu-nafsu rendah kita.

2). Hari menjelang 1 Cia Gwee sering kita sebut Ji Kau Jiet / Me :

pada hari ini ada dua upacara penting :

- siang hari Sembahyang Besar kepada leluhur.

- Malam hari Sembahyang Besar sujud dan syukur kepada THIAN YME. ( pada saat Cu Si : jam 11.00 - 01.00 malam ).

3). Hari Sien Cia :

Untuk mengucapkan selamat, hormat dan mohon maaf kepada orang tua dan sanak famili yang lebih tua dan saling memberi selamat antara kawan dan saling memaafkan. Ini dapat dilakukan sampai hari Capgomeh.

4). Tanggal 4 Cia Gwee, menyambut malaikat Co Kun turun.

5). Tanggal 8 - 9 Cia Gwee, Sembahyang Besar kepada THIAN YME atau King Thi Kong. Upacara ini tepatnya juga dilaksanakan pada saat Cu Si.

Upacara ini mempunyai perbedaan prinsip dengan upacara malam tahun baharu. Kalau pada malam tahun baharu adalah untuk merenungkan segala yang kita alami pada tahun yang lalu dan kemudian kita bersujud, bersyukur dan memohon ampun atas kesalahan kita yang lampau tetapi pada upacara King Thi Kong adalah untuk meneguhkan Iman dan tekad kita, berprasatya kehadapan THIAN YME apa yang akan kita sanggupkan di masa-masa mendatang. Maka untuk King Thi Kong ini perlu persiapan mental yang baik, maka berdasar keputusan MATAKIN, sehari setelah Sien Cia dapat dimulai Ciak Chai, berpantang dan selanjutnya bersuci diri bermandi keramas untuk menyiapkan diri bagi upacara suci itu.

6). Tanggal 15 Cia Gwee diadakan upacara dan pesta penutupan hari raya Sien Cia. Maka upacara Cap Go Me biasanya mempunyai acara yang lebih meriah, besar dan lebih bebas. Dan setelah itu mulailah tugas-tugas yang wajib kita laksanakan pada tahun mendatang sepenuhnya.

Semogalah dengan merayakan Tahun Baru Iemlik menjadikan kita terketuk hati dan mendapatkan dorongan semangat untuk berusaha mengembangkan ajaran Nabi demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan di dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, negara dan kemanusiaan (Oleh : Xs. Tjhie Tjay Ing, Sala)