Jumat, Januari 23, 2009

Legenda Gantung Lentera Merah

JAMBI - Setiap tahun menyelang perayaan Tahun Baru Imlek diseluruh pelosok tanah air akan terlihat warga Tionghoa mengantung Ten Long/ Lentera Merah, namun umumnya mereka mungkin tidak mengetahui dari mana asal usulnya tradisi gantung Ten Long atau Lentera Merah tersebut.Berikut coplikan dari legenda Ten Long/ Lentera.

Pada masa akhir Dinasti Ming, Li Zi Cheng, pemimpin pemberontak, bersama tentaranya sedang mempersiapkan diri untuk menguasai kota Kaifeng.

Demi mendapatkan informasi yang akurat, Li menyamar sebagai penjual beras masuk ke Kaifeng. Setelah mendapat gambaran yang jelas, maka Li menyebarkan berita untuk kalangan rakyat jelata bahwa tentara pemberontak tidak akan mengganggu setiap rumah yang menggantung lentera merah di pintu depan.

Sekembalinya Li ke markas, dia membuat rencana penyerangan. Para penjaga kota Kaifeng mulai mendapat serangan gencar dari tentara Li dan membuat mereka kewalahan. Tidak berdaya membuat pasukan penjaga kota Kaifeng mengambil jalan pintas membuka bendungan dengan harapan tentara Li tersapu banjir dan hancur.

Namun banjir juga melanda rumah penduduk.

Banyak orang yang berusaha menyelamatkan diri naik ke atap rumah. Bagi rakyat jelata, mereka hanya membawa lentera merah. Sedangkan kaum bangsawan dan pejabat berusaha menyelamatkan harta benda.

Banjir terus meninggi dan membuat orang-orang mulai putus asa.

Demi melihat penderitaan yang akan dialami banyak rakyat jelata, Li memerintahkan anak buahnya menyelamatkan rakyat dengan rakit dan perahu. Yang membawa lentera merah tentunya.

Untuk memperingati kebaikan hati Li dalam menyelamatkan rakyat jelata, maka bangsa Tionghoa selalu menggantung lentera merah pada setiap perayaan penting, seperti Perayaan Tahun Baru Imlek (dari berbagai sumber).