Salah satunya adalah pedagang musiman yang ketiban rejeki menjelang Tahun Baru Imlek adalah pedagang tebu batangan.
Diantara para pedagang musiman yang menjajakan tebu batangan di emperan ruku-ruko daerah pasar Hong Kong Jalan Hayam Wuruk Jelutung adalah Ong Bok He atau Saad (70) yang tinggal di daerah Kebun Handil, ternyata Ong Bok He dalam usia berkepala tujuh puluh badannya masih terlihat kuat.
Ujar Ong Bok He (Saad) yang sepuluh tahun lebih berjualan tebu menjelang Imlek, Tebu yang dijual adalah tebu telor yang ditanam di kebun sendiri, untuk menghasilkan tebu setinggi lebih kurang 2 meter memerlukan waktu tujuh hingga setahun, perbatang tebu dijual dengan harga kisaran Rp. 15.000 sampai Rp. 20.000.-
“tebu telor ini dijual perpasang (2 batang) Rp. 15.000/ Rp. 20.000”.
Selain itu kata Aldo warga Rt. 32 Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, bahwa ada dua jenis tebu, yaitu tebu telor dan tebu kapur, kalau tebu telor warna kulitnya kuning, sedangkan tebu kapur disekitar tuasnya ada putih-putih seperti kapur, tebu ini biasa dijual pedagang es tebu.
Menurut tradisi dan kepercayaan masyarakat Tionghoa, tebu yang dipasang di pintu masuk rumah atau tempat usaha akan memberikan manfaat tersendiri, terutama mendatangkan rejeki dan juga menolak bala (Rom).