JAMBI, ayojambi.com - Gerhana matahari akan terjadi di sebagian wilayah Indonesia, hari Rabu, 9 Maret 2016 mendatang.
Momen tersebut diperkirakan akan dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan selfie atau wefie saat terjadi gerhana.
Para ahli memperkirakan akan ada anggota masyarakat yang tergoda' untuk mengambil selfie saat terjadi gerhana ini.
Meski selfie maupun wefie bukan merupakan aktivitas berbahaya, namun saat gerhana ini, melihat matahari berisiko menyebabkan kerusakan mata.
"Bisa sangat berbahaya karena orang bisa saja tergoda untuk melihat matahari ketika mengatur komposisi di layar ponsel," kata Daniel Hardiman-McCartney, seorang dokter mata di Inggris, seperti dilansir BBC beberapa waktu lalu.
"Dan karena gerhana adalah proses yang berjalan pelan-pelan, bisa jadi orang-orang secara tak sadar akan melihat matahari selama beberapa menit," jelasnya.
Dilansir kompas.com, Selasa (1/3) kemarin, bahwa memandang Gerhana Matahari dengan mata telanjang memiliki risiko serius.
Menatap secara langsung dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan pada retina mata dengan nama solar retinopathy.
Tanda-tandanya adalah titik hitam yang selalu terlihat dalam pandangan mata, ke mana pun dia menengok. Kerusakan tersebut akan sulit dipulihkan.
Kerusakan tersebut terjadi saat gerhana karena mata yang memandang matahari saat terjadi gerhana total layaknya melihat dalam kegelapan, kelopak mata membuka, dan pupil melebar untuk menangkap cahaya sebanyak mungkin.
Petaka justru terjadi saat piringan bulan setelah fase totalitas tidak disadari pengamat dan mata mereka dengan kondisi seperti melihat di kegelapan akan terpapar sinar ultraviolet yang berbahaya bagi mata.