Berikut ini sebuah kisah dari seorang mahasiswa Malaysia yang tidak menduga ditegur dosennya sendiri, yang berpenampilan tidak seperti biasa saat di kampus.
Alhasil si mahasiswa mengira dosen itu sebagai gelandangan
gila
Berikut Kisah lengkapnya, seperti dilansir dari Fanspage 'My
Media Hub', Jumat (15/1/2016)
Celananya lusuh, berjambang, kancing baju dada terbuka dan
tidak menggunakan alas kaki alias kaki ayam, sudah cukup untuk menggambarkan
dirinya seperti seorang gelandangan yang kurang akal atau gila.
Sosok pria paruh baya ini bertemu di stasiun Kereta Api
Tanah Melayu (KTM) Kuala Lumpur,
yang dianggap penulis seperti seorang gelandangan!
Tapi dugaan saya meleset.
Sedang saya masuk ke pintu KTM, dia berhenti berjalan dan
menegur saya dengan bahasa inggris yang sangat fasih sekali.
Saya ketakutan, karena dikira ada orang gila yang menegur.
Setelah dipandang benar-benar wajah dia, masyaAllah.
Dokter Saiful Ad-Daulah, Dosen I'jazul Quraan Fakultas
Quraan dan Sunnah Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).
Dia yang ingin ke Port Klang mengambil barang untuk dibawa
pulang ke Khartoum.
Saya mencium tangan beliau di depan publik sehingga semua
terasa terkejut.
Ya, ini karena mereka semua menganggap dia seorang pria India yang
gila.
Padahal di dalam dadanya penuh ilmu Usul Quraan dan hadis.
Tanya saja makna pada kata-kata hadis, beliau akan
menjelaskan dengan penuh detail.
Dosen yang tidak memiliki kendaraan kecuali kedua kakinya.
"Kenapa tuan keluar dengan berpakaian seperti
ini?" tanya saya pada dia.
"Saya hanya berpakaian rapi di hadapan siswa dan
universitas. Di luar universitas, saya hanyalah manusia biasa," jawabnya.
Semua mata tertuju pada kami sehingga membuatnya terasa
malu.
Betapa tidak, orang mengira dia seorang pria India berstatus
gelandangan sedang fasih berbahasa Arab.
Dia sempat menjelaskan kepada saya beberapa hadis dan kisah
sahabat dengan penuh ilmu sambil saya membiarkan kereta saya berlalu begitu
saja karena saya takut saya tidak memiliki kesempatan emas bersama dengan
beliau di masa akan datang.
Dia tidak memandang ke arah perempuan, bahkan jalannya
selalu menunduk.
Jika siswa yang rajin ke Surau Anggerik, beliau adalah
jemaah harian di situ.
"Saya tidak pernah naik kendaraan ke surau, bahkan saya
ingin selalu berjamaah di sana
tapi apa daya Dzuhur dan Ashar memaksa saya berjemaah di surau fakultas,"
katanya.
MasyaAllah, tidak tinggal solat jemaah.
Dia mengatakan masa kerjanya dengan USIM sudah tamat dan
akan pulang ke khartoum
setelah mengambil bagasi di Port Klang.
Hilangnya seorang alim mutiara ilmu di USIM. - Amir Zuhair
Postingan ini pun langsung menuai beragam komentar dari
netizen, yang sebagian besar bernada positif.
Dia tidak memandang ke arah perempuan, bahkan jalannya
selalu menunduk.
Jika siswa yang rajin ke Surau Anggerik, beliau adalah
jemaah harian di situ.
"Saya tidak pernah naik kendaraan ke surau, bahkan saya
ingin selalu berjamaah di sana
tapi apa daya Dzuhur dan Ashar memaksa saya berjemaah di surau fakultas,"
katanya.
MasyaAllah, tidak tinggal solat jemaah.
Dia mengatakan masa kerjanya dengan USIM sudah tamat dan
akan pulang ke khartoum
setelah mengambil bagasi di Port Klang.
Hilangnya seorang alim mutiara ilmu di USIM. - Amir Zuhair
Postingan ini pun langsung menuai beragam komentar dari
netizen, yang sebagian besar bernada positif.
http://jambi.tribunnews.com/2016/01/16/dikira-gelandangan-gila-mahasiswa-ini-kaget-mengetahui-sosok-yang-menegurnya-itu