Minggu, September 12, 2010

Ritual Di Klenteng Tua


JAMBI – Siapa menyangka bahwa di Kota Jambi masih tersisa sebuah Klenteng tua (Hua Leng Kheng) didirikan pada tahun 1904, klenteng tersebut berada ditengah-tengah perkebunan masyarakat Tionghoa yang terletak di Rt 03 Danau Sipin, Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.

Ternyata nama besar sin beng “Heng Hu Tua Lang Kong dan Te Hua Toa Lang Kong” bukan sebuah nama kiasan belaka, terbukti setiap ada perayaan Hari Ulang Tahun maupun Kho Kun di klenteng tua di sebuah danau yang dikelilingi sungai Batanghari yang biasa disebuh danau Sipin ramai dikunjungi umat Khonghucu untuk sekedar sembahyang dan berdoa.

Prosesi ritual dimulai pukul 10.00 dengan membaca So Bun atau sejenis surat pemberitahuan kepada Tien (Tuhan red) pada hari tersebut pengurus klenteng, Lo Cu dan umat melakukan upacara sembahyang ulang tahun Heng Hu Tua Lang Kong dan Te Hua Toa Lang Kong, dengan berbagai sesajian untuk dipersembahkan kepada Tien dan memohon kepada Tien untuk melindung bangsa dan tanah air Indonesia, jauhkan malapetaka bencana alam, memberikan sejahtera dan kesehatan, murah rejeki, kerukunan dalam keluarga dan lain sebagainya kepada umatnya di bumi, selanjutnya baru sembahyang dialtar sang sin beng dengan membaca So Bun atau surat sejenis pemberitahuan, upacara berakhir pukul 13.00 dilanjutkankan makan bersama.

Klenteng Hua Leng Kheng memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan klenteng-klenteng yang ada di Jambi, pasalnya bangunan klenteng dibangun kayu berlantai tanah, hingga kini lebih dari 100 tahun masih berdiri kokoh, menurut penuturan sesepuh klenteng Po Seng Thai Te, Kim Sui (64) didamping Djonni Attan kepada Ayojambi dan banyurawa, Minggu (12/9), bahwa awalnya Kim Sien (patung) Po Seng Tai Te dibawa para leluhurnya dari daratan Tiongkok tahun 1904 silam, pada waktu itu belum ada klenteng, oleh kakenya dibuatlah sebuah pondok yang dipagari dinding bambu dan mengunakan atap daun ilalang, lantas sering bocor maka diganti atap dari daun kelapa.

Tahun 1974 dibangunlah klenteng dari bahan papan dan ata dari genteng, lantaran Danau Sipin yang dianggap rawan banjir maka pengurus klenteng memindahkan kim sien (patung sin beng) bangunan yang lebih besar dan megah di ke Jalan Serunai Malam Kelurahan Paal V, Kecamatan Kotabaru, namun ternyata beberapa sesepuh sempat didatangi roh sin beng Po Seng Tai Te meminta agar kim sien-nya dikembalikan ketempat semula dan klenteng tersebut dibuka kembali untuk umum.

Maka atas musyawarah tokoh masyarakat pada tahun 2002 klenteng Hua Leng Kheng secara resmi kembali dibuka untuk umum yang datang sembahyang dengan nama klenteng Po Seng Thai Te.

Kata Djonni Attan, bahwa ada pesan dari sin beng agar bangunan klenteng itu jangan dirobah-robah dan biarkan lantainya tetap dari tanah, “Biar klenteng itu tetap seperti semula dan lantainya tetap bentuk tanah, karena feng shui klenteng itu terletak dilantai” katanya. (rom)

http://ayojambi.com/
http://www.banyurawa.com/
http://tradisi-jambi.blogspot.com/
http://multi-nusantara.blogspot.com/
http://komunitas-jambi.blogspot.com/
http://multmedia.multiply.com/
http://www.youtube.com/my_videos
http://www.1newspot.com/