Kamis, Maret 18, 2010

Kesan Dalam Kejurnas Xiangqi

JAMBI - Tidak terasa perherahan akbar dalam Kejuaraan Nasional Xiangqi Ke-X yang dilaksanakan semala tiga hari telah berlalu, masing-masing atlit peserta Kejurnas juga telah kembali ke daerah asalnya dengan berbagai kenangan dan kesan.

Karena Kejurnas Xiangqi merupakan event tahunan yang bergengsi bagi para atlet Xiangqi ditanah air Indonesia, pasalnya, event tersebut diselenggarakan untuk meningkatkan persahabatan dan pembauran, juga sebagai ajang mensosialisasikan keberadaan Xiangqi ke seluruh pelosok tanah air.

Kejurnas Xiangqi kali ini boleh dibilang cukup memdapatkan perhatian dari atlit yang akan turun berlaga, pasalnya hadiah yang ditawarkan Pengurus Besar Persatuan Xiangqi Indonesia (PB-PEXI) cukup mengiurkan, juara group saja hadiah utamanya sebesar 12 juta rupiah, sedangkan Kejurnas Xiangqi yang dilaksanakan Pengprov Pexi di daerah hanya sekitar 6 juta rupiah, sehingga dengan berbagai cara para peserta berusaha untuk mendapatkan hadiah tersebut, walaupun harus mengadopsi pemain daerah lain.

Namun sangat disayangkan Kejurnas Xiangqi yang menghabiskan ratusan juta itu, tidak 100 % terlaksana dengan sempurna, karena sebagian besar panitia bukan dari kalangan yang berpengalaman, sehingga ketua panitia puntang panting mengurusi segala kebutuhan, mulai dari pengaturan penepatan atlit, pertandingan dan lain sebagainya.

Disini kami menilai mulai dari penjemputan kedatangan kontingen daerah boleh dibilang cukup bagus, namun ada beberapa hal yang sepertinya kurang persiapan dari masing-masing seksi diantaranya, seksi akomondasi, kontingen yang beru tiba di hotel Batavia, belum tersedianya kamar, terus mengikuti acara technical meeting dan langsung mengikuti pembukaan Kejurnas Xiangqi. Dalam kurun waktu dua bulan tentunya tidak dapat dilaksanakan dengan sempurna, namun semuanya tergantung dari kekompakan para panitia.

Selain itu, persiapan acara juga tidak sepertinya di daerah yang yang pernah menyelenggarakan Kejurnas, pasalnya selepas menyanyikan lagu Indonesia Raya, peserta dituntun untuk mengheningkan cipta buat mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah mendahului kita, baru memasuki defire kontingen, disini terlihat seksi perlengkapan tidak maksimal dalam persiapan, karena lebih besar papannya daripada tulisan daerah dan sedikitnya tamu undangan yang hadir, terutama dari kalangan pejabat setempat cq Koni Pusat maupun Koni DKI.

Sedangkan menurut Master Internasional Xiangqi (MIX), Eddy Suwandi, SE (16/3), bahwa Xiangqi di tanah air jauh ketinggalan dengan negara tetangga seperti Singapure, Malaysia dan Vietnam, mereka kini memiliki segudang pemain usia muda yang bertarap internasional, pada hal usia merekan dibawah 25 tahun, sedangkan pemain Xiangqi kita usianya rata-rata diatas lima puluhan, dengan arti kata “Negara kita kekurangan pemain muda, bila dibanding dengan negara tetangga, maka kedepan kita mesti lebih banyak membina pemain yang lebih muda.” Katanya.

Xiangqi merupakan sebuah permainan perang-perangan yang mengadu taktik dalam sistem bertempur, mengolah pola pikir, agar permainan Xiangqi/ Catur Gajah dapat mengambil sebuah keputusan yang terbaik baginya.

Semoga, Taher Ferdian selaku ketua umum PB PEXI yang baru dapat memajukan Xiangqi baik di daerah maupun ditingkat dunia, namun tidak melupakan para pendiri Pexi terdahulu, bagaimana juga mereka mempunyai andil yang besar dalam percaturan Xiangqi. kedepan dapat meningkatkan perannya sebagai induk olahraga Xiangqi di tanah air Indonesia, terus berkembang agar tidak ada lagi jurang yang memisahkan generasi penerus dari berbagai kalangan masyarakat. Tidak kalah penting PB PEXI harus merangkul seluruh pengurus lama yang telah berpengalaman dibidang Xiangqi secara kekeluargaan, yang lalu biarlah berlalu, mari membangun Xiangqi kedepan yang lebih baik.

Sementara itu. Masih banyak Pengprov PEXI yang tidak melakukan pengaderan, yang dikirim dalam Kejurnas orangnya itu-itu saja, satu dua pengprov yang mengirimkan wajah baru, maka perlu adanya perhatian dari pengurus PB PEXI pusat dan Pnggprov PEXI daerah. (team)

Beberapa catatan untuk PB PEXI diantaranya :
1. Perlu adanya peraturan yang baku dalam sistem pertandingan (menguanakn sistem swis atau pool).
2. Pembagian defisi antara yang master dengan non master, demikian juga dengan para pemain junior putri perlu dibagi tingkatan, tidak mungkin pemain usia sekolah dasar melawan seorang mahasiswi.
3. Lebih banyak tingkatkan pertandingan tingkat junior dari pada senior (untuk mencari bibit pemain yang tangguh).