Selasa, April 21, 2009

Menelusuri Perjalanan Sejarah Tjoa The Hok (#4)

Ziarah makam leluhur

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap perayaan Ceng Beng (ziarah red), rombongan keturunan The Hok pada berziarah ke makam ayah, kakek dan buyut mereka yang dimakamkan di Negara Singapura, di kanan kiri makam Tjoa The Hok terdapat sepasang patung singa yang terbuat dari batu. Posisi makam The Hok bersama dengan sang istri berada di tengah, sedangkan beberapa makam keturunannya berada diatas makam The Hok. Yang cukup memprihatinkan, area pemakaman Ngee Ann di Upper Bukit Timah Road, tempat istirahat terakhir almarhum Tjoa The Hok beserta beberapa anggota keluarganya, segera diambil alih oleh pemerintah setempat untuk tujuan pengembangan kota.


Kata Andrew Chua “Memang makam leluhurnya akan dibongkar, oleh karena itu berdasarkan hasil musyawarah keluarga“, maka kami sepakat untuk membongkar makam leluhur kami yang ada di pemakaman Ngee Ann di Upper Bukit Timah Road, seterusnya tulang berulang leluhur akan kremasikan, dan abu jenazah leluhur, akan kami semayamkan di rumah abu Samudra Bakti Vihara Sakyakirti Jambi.


Bentuk makam Tjoa The Hok tidak jauh berbeda dengan makam warga Tionghoa yang ada di Jambi umumnya. Di batu nisan Tjoa The Hok tulisan nama beliau (the hok) dalam bahasa mandarin yang menerangkan tentang identitas.


Di bagian atas makamnya terdapat makam anak pertamanya Tjoa Ho Siang, kemudian Tjoa Ho San (putra kedua) dan Tjoa Ho Yan (putra ketiga). Selain itu di area pemakaman yang sama, juga dimakamkan istri Tjoa Ho Yan (menantu Thehok) dan salah seorang keponakan Thehok.


Selain itu ujar salah satu keturunan Thehok yang tinggal di Jambi The Hok, Supriyanto Kang, SH. MM, salah satu bentuk bangunan pabrik/ gudang asap masih terlihat jelas dari Gubernuran atau Ancol, ujar, pria yang berprofesi sebagai notaris ini mengatakan, salah satu aset Thehok hingga saat ini masih terlihat aslinya. Semuanya masih seperti dulu, didalamnya masih terdapat banyak mesin, katanya.


Sedangkan sebagai tempat tinggal yang sekaligus sebagai tempat usaha yang terletak di jalan Sultan Thaha Pasar Jambi. Tepatnya depan WTC Batanghari Jambi sekarang.

Menurut Vinsensus Herman,jalan di sekitar Toko The Hok yang kini dikenal dengan nama Jalan Tio Chiu, Jalan Batanghari dan Jalan Sultan Thaha hingga kini.


Andrew Chua juga mengungkapkan, selain dikenal sebagai pengusaha sukses, kakek buyutnya juga dikenal sebagai orang yang memiliki sifat sosial yang tinggi. Bahkan secara sembunyi-sembunyi, kakek buyutnya turut membantu para perjuangan bangsa Indonesia demi terlepas dari belenggu penjajah Jepang dikala itu. Kakek buyutnya hanya membantu perjuangan secara materil. Bantuan yang diberikan kepada pejuang berbentuk bahan makanan dan perlengkapan senjata, ujarnya. Bahkan kakeknya Tjoa Ho Siang sempat ditawan oleh tentara Jepang karena ikut membantu para pejuang bangsa, hingga kakek saya mau dihukum mati. Namun berkat sang pencipta yang bermurah hati, datanglah seorang tokoh masyarakat dari Bengkulu yang berusaha menolong dengan cara mendatangi pihak Jepang untuk melakukan perundingan (negosiasi) hingga akhirnya kakek saya terlepas dari hukuman mati, terangnya.


Selain ikut membantu perjuangan, sosok Tjoa The Hok juga dikenal sebagai orang yang memiliki sifat sosial tinggi. Dimasa kejayaannya, The Hok dan putranya Tjoa Ho Siang banyak membina hubungan dan memberikan bantuan kepada penduduk setempat.


Seperti di Pelayangan Olak Kemang, seberang Kota Jambi. bantuan yang diberikan The Hok dan keluarganya adalah membangun sekolah, pembuatan jalan, pendirian rumah sakit dan berbagai bentuk sumbangan lain untuk pemerintah setempat. Karena kakek buyut saya menyadari tak akan sukses tanpa bantuan orang lain. Sambung.......