Senin, Februari 09, 2009

Ritual Cap Go Me

JAMBI – Senin (9/2) kemarin, ribuan umat Khonghucu dan Buddha di Jambi melakukan sembahyang Cap Go, sembahyang Cap Go Me adalah rangkaian ritual terakhir dari tahun baru Imlek 2560, pada hari itu masyarakat Tionghoa yang beragama Khonghucu maupun Buddha pada melakukan sembahyang dengan menggelar sesaji di atas altar abu orangtua/ leluhur maupun sembahyang ke klenteng-klenteng atau Vihara, sajian cap go me lebih sederhana jika dibandingkan dengan perayaan tahun baru Imlek, namun banyak generasi muda tidak mengetahui asal usul dalam perayaan cap go me.

Bagaimana prosesi dan dari mana asal muasal perayaan cap go atau malam cap go me yang dikenal masyarakat Tionghoa Yia Teng (baca karvanal lampion red),? Berikut penuturan pengurus Makin Klenteng “ Sai Che Tien “, The Lien Teng yang didampingi oleh Ketua Makin klenteng “ Sai Che Tien “, The Kian Peng kepada tim web (9/2), bahwa perayaan cap go/ cap go me mempunyai sejarah, masyarakat Jambi hanya mengenal dengan sebutan malam cap go me, namun yang sebenarnya adalah Siong Guan Cui (perayaan terakhir tahun baru imlek) yang juga dikenal sebagai perayaan ulang tahun Sam Kuan Tai Te (Siong Guan Tien Kuan Se Hok) yaitu tiga dewa tertinggi.

Sedang sejarah Guan Siau Cui yang diartikan Guan = bulan 1 imlek, Siau = Malam dan Cui = Perayaan, alkisah dari Guan Siao Cui berawal dari zaman Kerajaan Han Tiau yang dipimpin oleh seorang Kaisar yang bernama Han Bun Te (lebih kurang 3000 tahun yang lalu).

Perayaan Malam Cap Go Me di Jambi setiap tahunnya dipusatkan di Klenteng Hok Kheng Tong, Len Chun Kheng dan Makin Sai Chie Tien, ketiga klenteng tersebut pada malam Cap Go Me mengadakan karvanal lanpion keliling, yang jarak tempu ebih kurang 2 kilometer. Pada pagi harinya di Klenteng Hok Kheng Tong ratusan umat Khonghucu melakukan sembahyang bersama

Menurut Ketua Klenteng Hok Kheng Tong, Lie Tiong Lam, bahwa setiap tahun gabungan dari ketiga klenteng didaerah Koni melakukan perayaan malam Cap Go Me yang dipusatkan di klenteng Hok Kheng Tong, pada kesempatan tersebut kita memohon kehadapan Shang Di (Tuhan) agar senantiasa umat yang berada dimukan budi dapat diberikan kesehatan, mudah mencari rejeki, negara aman dan jauh dari segala mala petaka “kita mendoakan kepada Shang Di agar Negera Indoensia dapat terhindar dari segala bencana, rakyat hidup sejahtera”.

Sedangkan umat Khonghucu melakukan sembahyang di Klenteng Hok Kheng Tong, Leng Chun Kheng, dan Sai Chie Tien, umat Khonghucu juga melakukan sembahyang di klenteng Siu San Teng dan klenteng lainnya.

Selain itu tempat ibadah yang ramai dikunjungi adalah Vihara Sakyakirti Jambi yang terletak di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sulanjana, Kecamatan Jambi Timur. (Rom)