KUMPEH ULU – Sebagai masyarakat Jambi tentu pernah menikmati kelezatan dari buah duku yang manis, buah duku yang hanya berbuah dalam setahun sekali ini selain enak dimakan juga memperlancar buang air seni.
Jika buah daerah Kumpeh mulai berbuah, para pedagang buah-buahan mulai mendatangi pemilik kebun untuk melakukan transaksi jual beli, karena buah duku tersebut selain dijual di Kota Jambi juga dikirim ke berbagai daerah seperti Jakarta dan Singapure, sebab duku kumpeh telah terkenal sejak dahulu.
Perjalanan dari Kota Jambi ke kebun petani memakan waktu 1 atau 32 kilometer, kebun duku milik Raden Jangte seluar 2 hektar yang ditanami buah duku sekitar 150 batang, selain duku dikebun Raden Jangte juga ditanami buah durian.
Tutur Raden Jangte (62), salah seorang pemilik kebun dukun di Desa Teluk Raya atau Pematang Pedaro, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi, yang mengawali penanaman bibit duku pada tahun 1984.
Setelah usia 14 tahun barulah duku tersebut berbuah, setiap batang buah duku hasilnya berbeda-beda, antara 50 kilo gram sampai 200 kilo gram dan duku kumpeh berbeda dengan duku daerah lain, maka pada umumnya masyarakat Jambi lebih senang dengan duku kumpeh, yang kulitnya tipis dan buahnya agak luncup, sedangkan duku daerah lain buahnya bulat.
Ujar Raden Jangte, saat ditemui dikebunnya tengah memanen duku, menurutnya harga duku perkilo gram di jual kepada penadah sekitar Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 6.000 itu tergantung dipasaran, untuk harga tidak ada patokan, tergantung dipasaran apakah buah duku sedang banjir atau tidak.
“duku kumpeh terkenal manis dan buahnya agak luncup, maka setiap kali musim berbuah para pedagang buah-buahan sudah pada datang untuk melakukan transaksi”.
Selain itu bila kita beli buah duku di pasaran, para pedagang pasti mencantumkan “duku kumpeh”, karena duku kumpeh cukup dikenal diseluruh Provinsi Jambi dan kebanggaan masyarakat kumpeh ulu (ro/nug/no).